Kamis, 05 Februari 2009

COVENANT

" Aku janji dech...! Pasti dateng kok. Ditunggu aja..."

Itu adalah kalimat yang sering kita dengar atau kita ucapkan. Tanda bahwa kita telah membuat kesepakatan atau janji dengan seseorang. Janji atu covenant atau perjanjian adalah hal yang sangat lumrah dikerjakan dalam hidup manusia. Dalam bergaul ataupun berdagang. Bentuknya bisa secara lisan diucapkan atau bahkan ditulis dengan bahasa sederhana samapi dengan bahas hukum yang muluk- muluk.
Tapi..
Tahukah Anda hal yang sangat sederhana tentang Perjanjian. Dalam terminologi bahasa Ibrani, kata "perjanjian/ covenant" ditulis dengan kata "birith".
Apa itu "birith"? Birith punya arti "mengikat dan memotong".
Sungguh sebuah definisi yang kontradiktif. Pada satu sisi ia "mengikat" dan pada saat yang sama ia "memotong". Bukankah itu sebuah hal yang kontradiktif atau dalam bahasa kerenya "bersikap ambivalen" ?
Mengapa perjanjian diartikan sebagai mengikat dan memotong? Karena perjanjian memang bersifat seperti itu. Ketika kita memutuskan untuk membuat perjanjian dengan pihak lain ada sesuatu dalam hidup/kepentingan kita yang diikat dengan pihak lain dan pada saat yang bersamaan ada pula kepentingan kita yang dipotong.
Contoh sederhananya ya kalau kita janjian dengan sesorang untuk lari pagi bersama, pasti ada kepentingan kita yang diikat dengan temen kita, dan pada saat yang bersamaan "kepentingan kita untuk tetap tidur di pagi hari" harus dipotong.
Yang lebih sakral lagi sebenarnya ada. Perjanjian pernikahan/ akad nikah antara seorang laki- laki dengan seorang perempuan merupakan perjanjian yang sakral. Kalau sepasang mempelai itu telah mengucapkan janji/ akad perkawinan seharusnya mereka sadar bahwa mereka telah "mengikatkan diri" menjadi suami istri dan seluruh hal yang sifatnya kesendirian "telah dipotong".
Orang yang telah menikah tidak bisa tinggal lagi dalam sifat "menikmati dunianya sendiri" karena itu sudah dipotong. Tidak bisa lagi berkata pada pasangannya bahwa "ini adalah duniaku sendiri".
Lalu apa yang didapat kalo "sudah diikat'? Sederhana saja.. kesatuan dan kesepakatan mengasilkan kerja bersama, atau dalam bahasa kerenya "sinergi". Tahukah Anda bahwa sebenarnya sinergy berasal dari bahasa yunani yang arti harafiahnya seperti kerja antara otot trisep dan bisep ketika kita mengangkat lengan kita? Jadi sinergy berarti menghasilkan tenaga yang lebih besar yang hanya dapat dikerjakan oleh kedua belah pihak. tanpa salah satu pihak berperan, yang lain tidak akan punya kekuatan.
Jadi, birith (baca: perjanjian) punya arti yang lebih dalam dari sekedar berjanji. Dia membawa konsekuensi dan "tenaga" yang jauh lebih besar dari yang pernah kita bayangkan.
Selamat berjanji!

2 komentar:

  1. Aku baru tau kalo perjanjian artinya juga "diikat dan dipotong". Saat kita mengikatkan diri saat itu juga ada bagian dari kita yang harus dikompromikan a.k.a dikorbankan. Ego ditinggalkan dan yang dinomorsatukan adalah kepentingan bersama. Para pihak yang berjanji harus satu suara dan satu komando, supaya sinergi. Semuanya dilakukan supaya tujuan perjanjian tersebut bisa tercapai. Makanya sejak awal, para pihak harus menyamakan visi tentang apa yang ingin dicapai dalam perjanjian tersebut. Jika tidak, perjanjian tersebut akan batal ataupun dibatalkan. Tul gak?!hehehe..
    Artikelnya keren, mas..looking forward to your next articles..gbu

    BalasHapus
  2. Matur nuwun..ntar kl ada ide lagi ya..

    BalasHapus